Otak Manusia

Senin, 23 September 2013

Otak manusia adalah sistem alamiah yang paling kompleks yang pernah dikenal di alam ini; kompleksitasnya menyamai dan mungkin melebihi kompleksitas struktur ekonomi dan sosial yang paling rumit sekalipun. Otak adalah bidang ilmu yang baru (Goldberg, 2001)

ORGANISASI DAN PERKEMBANGAN
Otak manusia merupakan sistem yang kompleks yang diorganisasikan dalam beberapa lapis. Otak terdiri dari neuron dan jaringan neuron (struktur mikroskopis) dan organisasi yang lebih besar, struktur subcortical dan cortical.
  • Tinjauan Struktur Mikroskopis
Dalam bagian ini dibahas peristiwa-peristiwa tumbuhnya jaringan neuron dan neuronal sebelum kelahiran dan perkembangan pascalahir.
  • Pembentukan Otak
Perkembangan otak dimulai di akhir minggu ketiga masa kehamilan. Neuron dilahirkan di satu lokasi di jaringan neural dan bermigrasi ke lokasi lain yang berkembang menjadi bagian-bagian otak. Migrasi neuron dibantu oleh sel-sel glial yang berfungsi sebagai penopang. Sinyal-sinyal dari lokasi sasaran neuron, sel glial, dan neuron yang baru lahir, memberikan informasi tentang tujuan neuron. Kelebihan produksi neuron dimaksudkan untuk menjamin kecukupan jumlah neuron yang sampai ke tujuannya, namun neuron yang tidak mencapai tujuannya akan mati. Tetapi ini terjadi dalam situasi yang tidak statis. Cabang-cabang neuron (dendrite) timbul-tenggelam, putus-sambung dengan neuron-neuron lain.
Neuron  terkoneksi dalam sirkuit dimana dendrite mengumpulkan sinyal dari neuron lain. Mereka kemudian mentransmisikan sinyal ini ke axon melalui jalur penhubung yang disebut synape. Sinyal listrik ini ditransportasikan melalui synapse oleh zat kimia, yakni neurotransmitter. Dalam proses ini, setiap neuron saling memberi sinyal dengan cara ini sampai bulan ketiga masa kehamilan. Meskipun ilmuwan telah mengidentifikasi 50 transmiter, informasinya belum lengkap. Salah satu kesulitannya adalah neurotransmitter dapat menimbulkan efek yang berbeda di wilayah otak yang berbeda. Perkembangan otak normal dapat terganggu oleh beberapa faktor yaitu malnutrisi, cedera fisik, zat berbahaya yang ditelan ibu saat hamil,seperti alkohol.
  • Otak Pasca Kelahiran
Sesudah kelahiran, otak manusia mengalami periode perkembangan yang panjang yang berlanjut sampai awal usia 20-an. Pertumbuhan di otak adalah pemanjangan dan pencabangan axon neuronal (yang menambah dendrite dan synapse). Di setiap wilayah cortical, periode pertumbuhan yang pesat diikuti dengan reduksi pada level dewasa. Proses ini terjadi pada waktu yang berbeda di dalam wilayah yang berbeda. Periset menunjukkan bahwa kelebihan produksi adalah penting karena ia memungkinkan lingkungan individu untuk mempengaruhi perkembangan otak.
Istilah “plastisitas struktural” merujuk pada pola pertumbuhan axon dan synapse di bagian otak yang berbeda-beda dan juga pada perubahan di sepanjang rentang hidup. Riset menunjukkan bahwa tantangan kognitif dalam hidup membantu menjaga fungsi mental.
  • Organisasi Makroskopis
Ada 4 struktur subcortical dari otak, yaitu:
1. Thalamus. Koleksi nuclei yang memproses tipe informasi tertentu (misalnya visual, audio, tactile). Stau set nuclei mengintegrasikan informasi ini dan mengkomunikasikannya dengan prefrontal cortex.
2. Hypothalamus. Koleksi nuclei yang masing-masing memonitor keadaan internal (misalnya, asupan makanan, minuman, suhu tubuh). Satu set nuclei mengatur pengeluaran hormon dari kelenjar.
3. Amygdala. Titik masuk utama untuk belajar emosional; memberikan penilaian cepat, prakognitif dan afektif terhadap situasi dalam konteks survival.
4. Cerebellum. Bertanggung jawab atas koordinasi otot, gerakan motorik yang halus, dan keseimbangan. Riset juga mengindikasikan bahwa ia memberikan kontribusi pada perencanaan yang kompleks.
ISU-ISU KOGNITIF DAN PENDIDIKAN
Pendekatan untuk menghubungkan struktur otak dengan fungsi otak dan isu-isu dalam neurosains dan belajar kognitif. Para periset membedakan tiga organisasi otak yang terkait untuk berfungsi, yaitu pusat otak, bidang spesialisnya, dan sistem otak.
Ide bahwa otak terdiri dari banyak organ pertama kali dikemukakan oleh Franz Joseph Gall pada tahun 1700-an, yang masing-masing organ tersebut bertanggung jawab atas reaksi tertentu. Dua penemuan berikutnya mendukung keyakinan ini. Yang pertama adalah area Broca, yang berperan penting dalam produksi ucapan. Yang kedua adalah area Wernicke, yang berperan penting dalam memahami simbol dan ucapan lisan dan tertulis. Namun, area otak lain juga terlibat dalam tugas-tugas tersebut.
Kemudian, minat beralih ke kemungkinan perbedaan antara otak kiri dan kanan untuk menjelaskan tugas-tugas kognitif tertentu. Namun, pernyataan bahwa otak kanan mengontrol kemampuan musik, individu analitis lebih banyak menggunakan otak kiri, dan kreativitas berhubungan dengan otak kanan, adalah pertanyaan “neuromitologi”. Fungsi kognitif adalah pandangan tentang sistem otak di mana area cortical  dan subcortical  berpartisipasi dalam pelaksanaan fungsi otak secara terpadu.
Daftar Pustaka:
Gredler, Margaret.E. 2011. Learning and Instruction : Teori dan Aplikasi. Jakarta: Kencana

HASIL DISKUSI ONLINE DAN TESTIMONI KULIAH ONLINE

Kelompok 1 



PSIKOLOGI GESTALT

Fokus awal dari riset Gestalt adalah pengalaman persepsi. Ada beberapa asumsi dasar dari perspektif Gestalt, yang pertama bahwa Gestalt berbeda dengan Behavioris karena teorotisi Gestalt berpendapat bahwa yang harus dipelajari adalah perilaku "molar" bukan "melecular". Psikologi Gestalt berfokus pada persepsi dalam belajar. Individu merespon secara keseluruhan stimulus yang ada bukan sekedar stimulus spesifik, dan individu membangun persepsi bukan sekedar menerima respon secara pasif.

Asumsi kedua dan ketiga menyatakan bahwa individu memahami aspek dari lingkungan sebagai organisasi stimuli dan merespon berdasarkan persepsi. Bahwa organisasi atau susunan dari stimulus-stimulus yang berasal dari lingkungan adalah sebuah proses, dan proses tersebutlah yang mempengaruhi persepsi individu.

Setelah melakukan diskusi online bersama dengan teman-teman kelompok, ada beberapa kesimpulan yang didapatkan mengenai bagaimana teori Psikologi Gestalt bisa menjelaskan tentang proses belajar, terutama ketika sedang melakukan kuliah online maupun diskusi online.

  • Psikologi Gestalt mengenai bagaimana individu melakukan proses belajar, dimana persepsi dan pengalaman persepsi yang kita peroleh dari lingkungan (stimulus-stimulus yang datang) akan memberikan pengaruh ketika ketika merespon dan memberi tindakan terhadap stimulus tersebut.
  • Psikologi gestalt berpendapat bahwa seseorang merespons stimulus yang terorganisasi dan persepsi perorangan adalah faktor penting untuk "memecahkan masalah".
  • Psikologi Gestalt juga menjelaskan mengenai belajar 'secara keseluruhan'. Secara keseluruhan maksudnya semua yang individu alami dalam kehidupannya. Misalnya dalam keseharian individu ketika merespon stimulus-stimulus yang ada.
  • Teori Gestalt berkonstribusi terhadap 'pemecahan masalah'. Masalah itu bisa menjadi salah satu stimulus. Bagaimana individu memecahkan masalah (merespon stimulus) itu tergantung terhadap persepsi yang dia terima dari masalah (stimulus) itu. Nah, respon nya itu lah sebagai pemecahan masalah (menentukan solusi apa yang terbaik dari berbagai solusi yang ada). Disini bisa dilihat kalau teori psikologi Gestalt dapat bermanfaat untuk banyak aspek kehidupan dalam individu.
  • Bila dikaitkan dengan kuliah online : Individu yang mendapat stimulus (yaitu adanya kuliah online) maka individu merespon stimulus dengan menyiapkan waktu dan peralatan untuk online. Stimulus-stimulus yang muncul cukup banyak, Bu Dina yang mengawali stimulus dengan mengajak kita kuliah online, kemudian muncul stimulus-stimulus lainnya di dalam proses kuliah online, mulai dari proses jaringannya, bahan yang didiskusikan, respon dari teman-teman, dan juga stimulus dari diri kita untuk menanggapi dalam setiap bahan yang didiskusikan. Nah, melalui jawaban-jawaban kita dari diskusi itu, bisa kita lihat bahwa tanggapan dan jawaban-jawaban dari teman-teman kita berbeda-beda, sehingga itu juga bisa menunjukkan kalau setiap individu memiliki persepsi dan respon yang berbeda terhadap stimulus yang ada.
Testimoni

Menurut saya, kuliah online yang dilakukan pada hari kamis lalu dengan mata kuliah “Psikologi Belajar” sangat berbeda dengan kuliah online yang sudah pernah dilakukan juga pada mata kuliah “Psikologi Pendidikan”. Kuliah online pada mata kuliah “Psikologi Belajar” ini berbeda karena saya lebih bersemangat dalam mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan saat kuliah online berlangsung. Saya juga merasa lebih bersemangat untuk menjawab dan berdiskusi dengan Dosen pengampu mata kuliah dan teman yang lainnya, semua pada aktif dalam menjawab dengan persepsi yang berbeda-beda. Hal ini menarik sekali, dengan adanya satu pertanyaan yang diberikan oleh Dosen pengampu yaitu Bu Dina, respon/jawaban yang diberikan oleh setiap individu (mahasiswa) berbeda-beda sesuai dengan persepsi mereka masing-masing. Menurut saya, kuliah online ini sangat efektif dijadikan metode mengajar untuk menjadikan mahasiswa lebih aktif dalam memberikan pendapat mereka dan berdiskusi sampai pada pemecahan masalahnya. Kuliah online ini juga dapat menambah wawasan untuk saya secara pribadi karena terkadang apa yang orang lain pikirkan tidak pernah terpikirkan oleh saya. 















Review Tugas Psikologi Belajar. Rabu, 11 September 2013

Kamis, 12 September 2013

“MODEL KOGNITIF DAN TEORI MOTIVATIONAL AKADEMIK”


  • Alasan memilih model kognitif dan teori motivational akademik:
1. adanya motivasi dan ekspektasi yang diberikan kepada learner untuk mampu meregulasi diri sehingga bisa mencapai kesuksesan.
2. model pembelajaran yang disesuaikan dengan konteks sosial.

  • 3 point penting model kognitif dan teori motivational akademik, yaitu:
1. ekspektasi
Adanya harapan dan nilai baik dari dalam maupun dari luar diri indivisu yang mampu membangun motivasi berprestasi.
2. orientasi tujuan
Adanya alasan dan tujuan individu dalam melakukan tugas.
3. atribusi
Adanya kemampuan dan usaha individu untuk mencapai kesuksesan.

Tiga perspektif model ekspektasi nilai, model orientasi tujuan, teori atribusi yang memfokuskan pada faktor-faktor yang mempengaruhi ketrlibatan siswa yang terkait dengan prestasi. Dari ketiga model ini, dikatakan bahwa motivasi berkembang dari interaksi kompleks lingkungan dengan faktor internal, individu adalah pengelola informasi yang aktif dan kayakinan yang terkait dengan prestasi yaitu informasi eksplisit.
Model ekspektasi nilai berpendapat bahwa ekspektasi kesusksesan siswa adalah detreminan utama dari pilihan tugas atau pelajaran, kegigihan, tingkat usaha, keterlibatan kognitif, dan kinerja katual.
Sebaliknya, pada model orientasi tujuan membahas alasan siswa untuk terlibat dalam tuda akademik karna alasan itu mempengaruhi strategi kognitif siswa, pilihan tugas, dan persepsi kompetensi.
Perspektif yang ketiga adalah teori atribusi, berpendapat bahwa pencarian pemahaman adalah motivator utama dari tindakan, atribusi adalah sumber informasi yang kompleks, dan perilaku masa depan sebagian ditentukan oleh atribusi untuk kesuksesan dan kegagalan.

  • Hubungan table 1.7 dengan tiga poin penting dari model kognitif dan motivational akdemik. 

Pengetahuan merupakan produk dari proses belajar, belajar merupakan proses kognisi atau interaksi sosial yang membangun pengetahuan dan makna, sedangkan lokus belajar merupakan tempat belajar yang tidak terbatas hanya di dalam pikiran individu itu sendiri tapi dibagikan pada sesama individu. Dengan pengetahuan yang kita dapatkan dari proses belajar, kita memiliki harapan dan motivasi untuk berprestasi dengan memanfaatkan dan mengembangkan pengetahuan itu. Proses belajar memiliki tujuan, yaitu untuk mencapai kesuksesan melalui kemampuan dan usaha yang kita miliki (atribusi). Informasi-informasi yang kita dapatkan melalui proses belajar, tidak terbatas hanya untuk diri kita sendiri atau didapatkan dari diri kita sendiri tapi, kita juga bisa belajar dari lingkungan serta berbagi dengan lingkungan.

BELAJAR

Senin, 09 September 2013

Apa Pengertian Belajar ?

Belajar (learning) merupakan proses multisegi yang biasanya dianggap sesuatu yang biasa saja oleh individu sampai mereka mengalami kesulitan saat menghadapi tugas yang kompleks. Akan tetapi kapasitas belajar adalah karakteristik yang membedakan manusia dari makluk lainnya. Hanya manusia yang memiliki otak yang berkembang baik untuk digunakan melakukan tindakan yang memiliki tujuan (Goldberg, 2001). Belajar juga merupakan salah satu faktor yang memperngaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Sebagian terbesar perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar.

Belajar adalah proses kehidupan yang lebih baik. Kita dapat melihat dari 3 peran belajar dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:

1. Belajar penting bagi individu. Belajar dapat menjelaskan tentang pemerolehan berbagai kemampuan dan keterampilan, tentang strategi untuk menjalankan peran di dunia, serta tentang sikap dan nilai yang memandu tindakan seseorang. Kapasitas untuk belajar terus-menerus dapat memperkaya dan meragamkan gaya hidup.
2. Belajar penting bagi masyarakat. Tujuannya menurut Vygotsky (1924/1979) adalah mempelajari tentang nilai, bahasa, dan perkembangan kultur- pengalaman yang diwariskan. Belajar juga merupakan basis untuk kemajuan masyarakat di masa depan.
3. Pemelajar (learner) mengonstruksi makna untuk diri mereka sendiri dan dari konteks di mana mereka tinggal. Yakni, individu memilih informasi dari interaksi antar-orang dan kejadian interaktif yang terjadi di keluarga, sekolah, pertemanan, komunitas, dan lingkungan kerja. Individu kemudian menghubungkan informasi pilihan itu dengan pengetahuan yang dimilikinya, dan kemudian menganalisisnya, dan mengonstuksi suatu representasi di dalam memori.

Apa Upaya Prateoritis Untuk Menjelaskan Tentang Belajar ?

Upaya-upaya awal untuk memahami belajar adalah melalui kebijakan tradisional, yang biasanya didasarkan pada pengalaman, dan melalui filsafat. Problem dalam kebijakan tradisional adalah informasi itu dapat ditafsirkan dengan cara yang berbeda-beda. Sebaliknya, meski filsafat merupakan keyakinan yang terstruktur, filsafat yang berbeda mencerminkan pandangan yang berbeda pula. Meski riset dunia fisik dimulai sejak 1500-an, riset terhadap proses psikologis masih ketinggalan. Kejadian-kejadian yang mengawali riset psikologi adalah munculnya konsep empirisme ilmiah dan konsep perubahan dalam kemunculan spesies yang diperkenalkan oleh Darwin. Riset terhadap proses psikologis dimulai di laboratorium Wundt, dan beberapa tahun kemudian diikuti dengan pengumpulan data di-setting pendidikan. Banyak dari data itu ternyata tidak menambah pemahaman tentang praktik pendidikan. Pada 1920-an, teori belajar awal mulai bermunculan untuk memberikan kerangka bagi riset.

Apa Kriteria Untuk Teori Belajar?

Clark Hull (1933), seorang teoretisi behavioral, mengidentifikasi 3 kriteria penting untuk setiap teori, yaitu:
1. Seperangkat asumsi yang jelas tentang aspek belajar yang dibahas oleh teori
2. Definisi yang jelas dari istilah penting
3. Prinsip spesifik yang diambil dari asumsi yang dapat diuji melalui riset.
Persyaratan yang keempat hanya berlaku untuk teori belajar, adalah teori harus menjelaskan dinamika psikologis dasar dari kejadian yang memenagaruhi belajar.

Apa Fungsi dari Teori Belajar ?

Teori belajar yang baik harus memebuhi fungsi umum dan khusus yang berkaitan dengan belajar dan pembelajaran.

  •  Fungsi Umum
Menurut Suppes (1974) ada empat fungsi umum dari teori, yaitu:

1. Kerangka untuk melakukan riset. Fungsi ini terkait dengan syarat bahwa teori harus memuat prinsip yang dapat diuji
2. Kerangka penataan informasi yang spesifik.
3. Fungsi ini untuk mengungkapkan kompleksitas dan kekaburan suatu kejadian.
4. Teori mungkin melahirkan wawasan baru tentang situasi sehingga prinsip atau teori sebelumnya perlu diperbaiki, seperti diindikasikan dalam analisis belajar dari model oleh Bandura(1971)
5. Teori berguna sebagai penjelasan atas suatu kejadian.

  • Fungsi Khusus

Teori belajar memenuhi satu atau semua empat fungsi spesifik menyangkut instruksi, termasuk perencanaan, dan evaluasi intruksi serta memberikan informasi tentang problem di kelas.

Bagaimana Kerjadian Mempengaruhi Perkembangan Teori Belajar?

Perkembangan teori belajar dimulai pada awal abad ke-20 dengan tiga pendekatan berbasis laboratorium. Pendekatan itu membuka jalan baru karena pada teoritisi menguji prinsip dasarnya dengan eksperimen. Kemudian masuknya Amerika Serikat dalam Perang Dunia II menimbulkan isu pelatihan untuk operasi militer yang kompleks. Prioritas ini, bersama dengan kurikulum pasca-Sputnik, memerlukan pemecahan isu pelajaran di kelas yang menjadi prioritas untuk teori belajar.

Referensi :
Gredler, Margaret.E. 2011. Learning and Instruction : Teori dan Aplikasi. Jakarta: Kencana

Senin, 23 September 2013

Otak Manusia

Otak manusia adalah sistem alamiah yang paling kompleks yang pernah dikenal di alam ini; kompleksitasnya menyamai dan mungkin melebihi kompleksitas struktur ekonomi dan sosial yang paling rumit sekalipun. Otak adalah bidang ilmu yang baru (Goldberg, 2001)

ORGANISASI DAN PERKEMBANGAN
Otak manusia merupakan sistem yang kompleks yang diorganisasikan dalam beberapa lapis. Otak terdiri dari neuron dan jaringan neuron (struktur mikroskopis) dan organisasi yang lebih besar, struktur subcortical dan cortical.
  • Tinjauan Struktur Mikroskopis
Dalam bagian ini dibahas peristiwa-peristiwa tumbuhnya jaringan neuron dan neuronal sebelum kelahiran dan perkembangan pascalahir.
  • Pembentukan Otak
Perkembangan otak dimulai di akhir minggu ketiga masa kehamilan. Neuron dilahirkan di satu lokasi di jaringan neural dan bermigrasi ke lokasi lain yang berkembang menjadi bagian-bagian otak. Migrasi neuron dibantu oleh sel-sel glial yang berfungsi sebagai penopang. Sinyal-sinyal dari lokasi sasaran neuron, sel glial, dan neuron yang baru lahir, memberikan informasi tentang tujuan neuron. Kelebihan produksi neuron dimaksudkan untuk menjamin kecukupan jumlah neuron yang sampai ke tujuannya, namun neuron yang tidak mencapai tujuannya akan mati. Tetapi ini terjadi dalam situasi yang tidak statis. Cabang-cabang neuron (dendrite) timbul-tenggelam, putus-sambung dengan neuron-neuron lain.
Neuron  terkoneksi dalam sirkuit dimana dendrite mengumpulkan sinyal dari neuron lain. Mereka kemudian mentransmisikan sinyal ini ke axon melalui jalur penhubung yang disebut synape. Sinyal listrik ini ditransportasikan melalui synapse oleh zat kimia, yakni neurotransmitter. Dalam proses ini, setiap neuron saling memberi sinyal dengan cara ini sampai bulan ketiga masa kehamilan. Meskipun ilmuwan telah mengidentifikasi 50 transmiter, informasinya belum lengkap. Salah satu kesulitannya adalah neurotransmitter dapat menimbulkan efek yang berbeda di wilayah otak yang berbeda. Perkembangan otak normal dapat terganggu oleh beberapa faktor yaitu malnutrisi, cedera fisik, zat berbahaya yang ditelan ibu saat hamil,seperti alkohol.
  • Otak Pasca Kelahiran
Sesudah kelahiran, otak manusia mengalami periode perkembangan yang panjang yang berlanjut sampai awal usia 20-an. Pertumbuhan di otak adalah pemanjangan dan pencabangan axon neuronal (yang menambah dendrite dan synapse). Di setiap wilayah cortical, periode pertumbuhan yang pesat diikuti dengan reduksi pada level dewasa. Proses ini terjadi pada waktu yang berbeda di dalam wilayah yang berbeda. Periset menunjukkan bahwa kelebihan produksi adalah penting karena ia memungkinkan lingkungan individu untuk mempengaruhi perkembangan otak.
Istilah “plastisitas struktural” merujuk pada pola pertumbuhan axon dan synapse di bagian otak yang berbeda-beda dan juga pada perubahan di sepanjang rentang hidup. Riset menunjukkan bahwa tantangan kognitif dalam hidup membantu menjaga fungsi mental.
  • Organisasi Makroskopis
Ada 4 struktur subcortical dari otak, yaitu:
1. Thalamus. Koleksi nuclei yang memproses tipe informasi tertentu (misalnya visual, audio, tactile). Stau set nuclei mengintegrasikan informasi ini dan mengkomunikasikannya dengan prefrontal cortex.
2. Hypothalamus. Koleksi nuclei yang masing-masing memonitor keadaan internal (misalnya, asupan makanan, minuman, suhu tubuh). Satu set nuclei mengatur pengeluaran hormon dari kelenjar.
3. Amygdala. Titik masuk utama untuk belajar emosional; memberikan penilaian cepat, prakognitif dan afektif terhadap situasi dalam konteks survival.
4. Cerebellum. Bertanggung jawab atas koordinasi otot, gerakan motorik yang halus, dan keseimbangan. Riset juga mengindikasikan bahwa ia memberikan kontribusi pada perencanaan yang kompleks.
ISU-ISU KOGNITIF DAN PENDIDIKAN
Pendekatan untuk menghubungkan struktur otak dengan fungsi otak dan isu-isu dalam neurosains dan belajar kognitif. Para periset membedakan tiga organisasi otak yang terkait untuk berfungsi, yaitu pusat otak, bidang spesialisnya, dan sistem otak.
Ide bahwa otak terdiri dari banyak organ pertama kali dikemukakan oleh Franz Joseph Gall pada tahun 1700-an, yang masing-masing organ tersebut bertanggung jawab atas reaksi tertentu. Dua penemuan berikutnya mendukung keyakinan ini. Yang pertama adalah area Broca, yang berperan penting dalam produksi ucapan. Yang kedua adalah area Wernicke, yang berperan penting dalam memahami simbol dan ucapan lisan dan tertulis. Namun, area otak lain juga terlibat dalam tugas-tugas tersebut.
Kemudian, minat beralih ke kemungkinan perbedaan antara otak kiri dan kanan untuk menjelaskan tugas-tugas kognitif tertentu. Namun, pernyataan bahwa otak kanan mengontrol kemampuan musik, individu analitis lebih banyak menggunakan otak kiri, dan kreativitas berhubungan dengan otak kanan, adalah pertanyaan “neuromitologi”. Fungsi kognitif adalah pandangan tentang sistem otak di mana area cortical  dan subcortical  berpartisipasi dalam pelaksanaan fungsi otak secara terpadu.
Daftar Pustaka:
Gredler, Margaret.E. 2011. Learning and Instruction : Teori dan Aplikasi. Jakarta: Kencana

HASIL DISKUSI ONLINE DAN TESTIMONI KULIAH ONLINE

Kelompok 1 



PSIKOLOGI GESTALT

Fokus awal dari riset Gestalt adalah pengalaman persepsi. Ada beberapa asumsi dasar dari perspektif Gestalt, yang pertama bahwa Gestalt berbeda dengan Behavioris karena teorotisi Gestalt berpendapat bahwa yang harus dipelajari adalah perilaku "molar" bukan "melecular". Psikologi Gestalt berfokus pada persepsi dalam belajar. Individu merespon secara keseluruhan stimulus yang ada bukan sekedar stimulus spesifik, dan individu membangun persepsi bukan sekedar menerima respon secara pasif.

Asumsi kedua dan ketiga menyatakan bahwa individu memahami aspek dari lingkungan sebagai organisasi stimuli dan merespon berdasarkan persepsi. Bahwa organisasi atau susunan dari stimulus-stimulus yang berasal dari lingkungan adalah sebuah proses, dan proses tersebutlah yang mempengaruhi persepsi individu.

Setelah melakukan diskusi online bersama dengan teman-teman kelompok, ada beberapa kesimpulan yang didapatkan mengenai bagaimana teori Psikologi Gestalt bisa menjelaskan tentang proses belajar, terutama ketika sedang melakukan kuliah online maupun diskusi online.

  • Psikologi Gestalt mengenai bagaimana individu melakukan proses belajar, dimana persepsi dan pengalaman persepsi yang kita peroleh dari lingkungan (stimulus-stimulus yang datang) akan memberikan pengaruh ketika ketika merespon dan memberi tindakan terhadap stimulus tersebut.
  • Psikologi gestalt berpendapat bahwa seseorang merespons stimulus yang terorganisasi dan persepsi perorangan adalah faktor penting untuk "memecahkan masalah".
  • Psikologi Gestalt juga menjelaskan mengenai belajar 'secara keseluruhan'. Secara keseluruhan maksudnya semua yang individu alami dalam kehidupannya. Misalnya dalam keseharian individu ketika merespon stimulus-stimulus yang ada.
  • Teori Gestalt berkonstribusi terhadap 'pemecahan masalah'. Masalah itu bisa menjadi salah satu stimulus. Bagaimana individu memecahkan masalah (merespon stimulus) itu tergantung terhadap persepsi yang dia terima dari masalah (stimulus) itu. Nah, respon nya itu lah sebagai pemecahan masalah (menentukan solusi apa yang terbaik dari berbagai solusi yang ada). Disini bisa dilihat kalau teori psikologi Gestalt dapat bermanfaat untuk banyak aspek kehidupan dalam individu.
  • Bila dikaitkan dengan kuliah online : Individu yang mendapat stimulus (yaitu adanya kuliah online) maka individu merespon stimulus dengan menyiapkan waktu dan peralatan untuk online. Stimulus-stimulus yang muncul cukup banyak, Bu Dina yang mengawali stimulus dengan mengajak kita kuliah online, kemudian muncul stimulus-stimulus lainnya di dalam proses kuliah online, mulai dari proses jaringannya, bahan yang didiskusikan, respon dari teman-teman, dan juga stimulus dari diri kita untuk menanggapi dalam setiap bahan yang didiskusikan. Nah, melalui jawaban-jawaban kita dari diskusi itu, bisa kita lihat bahwa tanggapan dan jawaban-jawaban dari teman-teman kita berbeda-beda, sehingga itu juga bisa menunjukkan kalau setiap individu memiliki persepsi dan respon yang berbeda terhadap stimulus yang ada.
Testimoni

Menurut saya, kuliah online yang dilakukan pada hari kamis lalu dengan mata kuliah “Psikologi Belajar” sangat berbeda dengan kuliah online yang sudah pernah dilakukan juga pada mata kuliah “Psikologi Pendidikan”. Kuliah online pada mata kuliah “Psikologi Belajar” ini berbeda karena saya lebih bersemangat dalam mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan saat kuliah online berlangsung. Saya juga merasa lebih bersemangat untuk menjawab dan berdiskusi dengan Dosen pengampu mata kuliah dan teman yang lainnya, semua pada aktif dalam menjawab dengan persepsi yang berbeda-beda. Hal ini menarik sekali, dengan adanya satu pertanyaan yang diberikan oleh Dosen pengampu yaitu Bu Dina, respon/jawaban yang diberikan oleh setiap individu (mahasiswa) berbeda-beda sesuai dengan persepsi mereka masing-masing. Menurut saya, kuliah online ini sangat efektif dijadikan metode mengajar untuk menjadikan mahasiswa lebih aktif dalam memberikan pendapat mereka dan berdiskusi sampai pada pemecahan masalahnya. Kuliah online ini juga dapat menambah wawasan untuk saya secara pribadi karena terkadang apa yang orang lain pikirkan tidak pernah terpikirkan oleh saya. 















Kamis, 12 September 2013

Review Tugas Psikologi Belajar. Rabu, 11 September 2013

“MODEL KOGNITIF DAN TEORI MOTIVATIONAL AKADEMIK”


  • Alasan memilih model kognitif dan teori motivational akademik:
1. adanya motivasi dan ekspektasi yang diberikan kepada learner untuk mampu meregulasi diri sehingga bisa mencapai kesuksesan.
2. model pembelajaran yang disesuaikan dengan konteks sosial.

  • 3 point penting model kognitif dan teori motivational akademik, yaitu:
1. ekspektasi
Adanya harapan dan nilai baik dari dalam maupun dari luar diri indivisu yang mampu membangun motivasi berprestasi.
2. orientasi tujuan
Adanya alasan dan tujuan individu dalam melakukan tugas.
3. atribusi
Adanya kemampuan dan usaha individu untuk mencapai kesuksesan.

Tiga perspektif model ekspektasi nilai, model orientasi tujuan, teori atribusi yang memfokuskan pada faktor-faktor yang mempengaruhi ketrlibatan siswa yang terkait dengan prestasi. Dari ketiga model ini, dikatakan bahwa motivasi berkembang dari interaksi kompleks lingkungan dengan faktor internal, individu adalah pengelola informasi yang aktif dan kayakinan yang terkait dengan prestasi yaitu informasi eksplisit.
Model ekspektasi nilai berpendapat bahwa ekspektasi kesusksesan siswa adalah detreminan utama dari pilihan tugas atau pelajaran, kegigihan, tingkat usaha, keterlibatan kognitif, dan kinerja katual.
Sebaliknya, pada model orientasi tujuan membahas alasan siswa untuk terlibat dalam tuda akademik karna alasan itu mempengaruhi strategi kognitif siswa, pilihan tugas, dan persepsi kompetensi.
Perspektif yang ketiga adalah teori atribusi, berpendapat bahwa pencarian pemahaman adalah motivator utama dari tindakan, atribusi adalah sumber informasi yang kompleks, dan perilaku masa depan sebagian ditentukan oleh atribusi untuk kesuksesan dan kegagalan.

  • Hubungan table 1.7 dengan tiga poin penting dari model kognitif dan motivational akdemik. 

Pengetahuan merupakan produk dari proses belajar, belajar merupakan proses kognisi atau interaksi sosial yang membangun pengetahuan dan makna, sedangkan lokus belajar merupakan tempat belajar yang tidak terbatas hanya di dalam pikiran individu itu sendiri tapi dibagikan pada sesama individu. Dengan pengetahuan yang kita dapatkan dari proses belajar, kita memiliki harapan dan motivasi untuk berprestasi dengan memanfaatkan dan mengembangkan pengetahuan itu. Proses belajar memiliki tujuan, yaitu untuk mencapai kesuksesan melalui kemampuan dan usaha yang kita miliki (atribusi). Informasi-informasi yang kita dapatkan melalui proses belajar, tidak terbatas hanya untuk diri kita sendiri atau didapatkan dari diri kita sendiri tapi, kita juga bisa belajar dari lingkungan serta berbagi dengan lingkungan.

Senin, 09 September 2013

BELAJAR

Apa Pengertian Belajar ?

Belajar (learning) merupakan proses multisegi yang biasanya dianggap sesuatu yang biasa saja oleh individu sampai mereka mengalami kesulitan saat menghadapi tugas yang kompleks. Akan tetapi kapasitas belajar adalah karakteristik yang membedakan manusia dari makluk lainnya. Hanya manusia yang memiliki otak yang berkembang baik untuk digunakan melakukan tindakan yang memiliki tujuan (Goldberg, 2001). Belajar juga merupakan salah satu faktor yang memperngaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Sebagian terbesar perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar.

Belajar adalah proses kehidupan yang lebih baik. Kita dapat melihat dari 3 peran belajar dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:

1. Belajar penting bagi individu. Belajar dapat menjelaskan tentang pemerolehan berbagai kemampuan dan keterampilan, tentang strategi untuk menjalankan peran di dunia, serta tentang sikap dan nilai yang memandu tindakan seseorang. Kapasitas untuk belajar terus-menerus dapat memperkaya dan meragamkan gaya hidup.
2. Belajar penting bagi masyarakat. Tujuannya menurut Vygotsky (1924/1979) adalah mempelajari tentang nilai, bahasa, dan perkembangan kultur- pengalaman yang diwariskan. Belajar juga merupakan basis untuk kemajuan masyarakat di masa depan.
3. Pemelajar (learner) mengonstruksi makna untuk diri mereka sendiri dan dari konteks di mana mereka tinggal. Yakni, individu memilih informasi dari interaksi antar-orang dan kejadian interaktif yang terjadi di keluarga, sekolah, pertemanan, komunitas, dan lingkungan kerja. Individu kemudian menghubungkan informasi pilihan itu dengan pengetahuan yang dimilikinya, dan kemudian menganalisisnya, dan mengonstuksi suatu representasi di dalam memori.

Apa Upaya Prateoritis Untuk Menjelaskan Tentang Belajar ?

Upaya-upaya awal untuk memahami belajar adalah melalui kebijakan tradisional, yang biasanya didasarkan pada pengalaman, dan melalui filsafat. Problem dalam kebijakan tradisional adalah informasi itu dapat ditafsirkan dengan cara yang berbeda-beda. Sebaliknya, meski filsafat merupakan keyakinan yang terstruktur, filsafat yang berbeda mencerminkan pandangan yang berbeda pula. Meski riset dunia fisik dimulai sejak 1500-an, riset terhadap proses psikologis masih ketinggalan. Kejadian-kejadian yang mengawali riset psikologi adalah munculnya konsep empirisme ilmiah dan konsep perubahan dalam kemunculan spesies yang diperkenalkan oleh Darwin. Riset terhadap proses psikologis dimulai di laboratorium Wundt, dan beberapa tahun kemudian diikuti dengan pengumpulan data di-setting pendidikan. Banyak dari data itu ternyata tidak menambah pemahaman tentang praktik pendidikan. Pada 1920-an, teori belajar awal mulai bermunculan untuk memberikan kerangka bagi riset.

Apa Kriteria Untuk Teori Belajar?

Clark Hull (1933), seorang teoretisi behavioral, mengidentifikasi 3 kriteria penting untuk setiap teori, yaitu:
1. Seperangkat asumsi yang jelas tentang aspek belajar yang dibahas oleh teori
2. Definisi yang jelas dari istilah penting
3. Prinsip spesifik yang diambil dari asumsi yang dapat diuji melalui riset.
Persyaratan yang keempat hanya berlaku untuk teori belajar, adalah teori harus menjelaskan dinamika psikologis dasar dari kejadian yang memenagaruhi belajar.

Apa Fungsi dari Teori Belajar ?

Teori belajar yang baik harus memebuhi fungsi umum dan khusus yang berkaitan dengan belajar dan pembelajaran.

  •  Fungsi Umum
Menurut Suppes (1974) ada empat fungsi umum dari teori, yaitu:

1. Kerangka untuk melakukan riset. Fungsi ini terkait dengan syarat bahwa teori harus memuat prinsip yang dapat diuji
2. Kerangka penataan informasi yang spesifik.
3. Fungsi ini untuk mengungkapkan kompleksitas dan kekaburan suatu kejadian.
4. Teori mungkin melahirkan wawasan baru tentang situasi sehingga prinsip atau teori sebelumnya perlu diperbaiki, seperti diindikasikan dalam analisis belajar dari model oleh Bandura(1971)
5. Teori berguna sebagai penjelasan atas suatu kejadian.

  • Fungsi Khusus

Teori belajar memenuhi satu atau semua empat fungsi spesifik menyangkut instruksi, termasuk perencanaan, dan evaluasi intruksi serta memberikan informasi tentang problem di kelas.

Bagaimana Kerjadian Mempengaruhi Perkembangan Teori Belajar?

Perkembangan teori belajar dimulai pada awal abad ke-20 dengan tiga pendekatan berbasis laboratorium. Pendekatan itu membuka jalan baru karena pada teoritisi menguji prinsip dasarnya dengan eksperimen. Kemudian masuknya Amerika Serikat dalam Perang Dunia II menimbulkan isu pelatihan untuk operasi militer yang kompleks. Prioritas ini, bersama dengan kurikulum pasca-Sputnik, memerlukan pemecahan isu pelajaran di kelas yang menjadi prioritas untuk teori belajar.

Referensi :
Gredler, Margaret.E. 2011. Learning and Instruction : Teori dan Aplikasi. Jakarta: Kencana